SELAMAT DATANG DI LTN NU (Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama) KABUPATEN PRINGSEWU

Jumat, 23 November 2012

IBUKU… PAHLAWANKU…




Oleh : UMI LAILA S.Ag. M.Pd.I
(Ketua PC. FATAYAT Kab.Pringsewu)

“ .......Ia tak pernah mengeluh meskipun dahi penuh dengan peluh, ia tak pernah bosan meskipun kita selalu menjengkelkan, ia tak pernah meminta meskipun ada keperluan........”

              Pengorbanan seorang ibu tidak mungkin dinilai dengan uang maupun harta benda, kesulitan semasa hamil, kesakitan tatkala melahirkan, kesabaran ketika mengasuh dan mendidik, semua dihadapi dengan penuh tanggungjawab kepada Ilahi.Tidak ada keluh kesah, tidak ada penyesalan. Belaian kasih sayang ibu tak pernah luntur, tak pernah padam. Ia tak pernah mengeluh meskipun dahi penuh dengan peluh, ia tak pernah bosan meskipun kita selalu menjengkelkan, ia tak pernah meminta meskipun ada keperluan. Yang ada dimatanya adalah kita, ia tak akan makan sebelum kita kenyang, ia tak pernah tidur sebelum kita nyenyak. Jiwa raganya dipertaruhkan untuk kita, agar kita dapat tersenyum diantara senyum teman-temannya.
           
            Di tengah kesibukan kita, terkadang kita lupa pada sosok seorang ibu. Kita sering lupa pada orang yang paling berjasa dalam hidup ini.Kita sering lupa pada apa yang telah ibu berikan kepada kita selama ini, kita lupa terhadap doa dan pengorbanan yang terus diberikan kepada kita sejak masih di kandungan sampai saat ini, kita lupa bahwa peran ibu begitu besar dalam megukir jalan kehidupan ini. Dan bahkan terkadang kita lupa bahwa kita pernah mempunyai seorang ibu …
            Semua keringat, semua air mata yang menetes darinya semata-mata untuk kita, ia yang membuat kita melihat dunia ini, ia yang merawat kita hingga dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Ia yang senantiasa menengadahkan tangan setiap saat berdoa mohon agar kita sehat, kuat, sukses, berhasil cita-citanya, di mudahkan segala urusannya, terhindar dari bahaya. Permohonan dan doa ibu tiada habis dalam perbendaharaan kata  seiring dipenghujung usianya.
            Lihatlah ia ketika sedang tidur.., sebuah wajah dengan ekspresi yang paling jujur dan lugu, jauh dari kepura-puraan, jauh dari rasa iri, dengki, jauh dari sandiwara dunia yang penuh kemunafikan.
            Peganglah tangan yang dulu lembut saat menyuapi kita, tangan yang halus selalu kita cium ketika berangkat sekolah, tangan yang kekar saat menggendong kita, kini semakin keriput dan kasar karena tempaan hidup yang keras. Tangan lembut itulah yang setiap saat mengurusi kebutuhan kita.Tangan halus itulah yang selalu membelai kita.
            Tengoklah wajah yang dulu cantik, segar, halus dan selalu kita lihat saat menyusui,  kini semakin layu, semakin sayu , semakin kering dimakan usia, guratan keriput di pipi dan dahinya menggambarkan betapa letih dan lelah perjalanan panjang dalam mengasuh putra-putrinya tanpa mengenal lelah. Betapa sebuah perjalanan suci telah ia tapaki mengarungi bahtera yang penuh dengan gelombang dan karang yang terjal penuh onak dan duri di kanan kiri ranjau menanti. Semua telah ia lalui dengan ketabahan hati tanpa pamrih tanpa mengharap apa-apa.
            Jika ibu masih hidup, luangkanlah waktu untuk bersamanya, berbaktilah kepadanya, berikan kasih sayang untuknya, berilah senyum terindah yang tulus, setulus ibu mengasihi anak-anaknya. Berikan segala kasih sayang dan rasa hormat kita secara istimewa pada ibu. Jangan sekali-kali menyaikiti hati ibu kita, karena orang yang durhaka kepadanya akan dibalas oleh Allah tidak hanya nanti di akherat tetapi juga balasan Allah akan menimpanya semasa hidup sebelum kita meninggal.  
            Ya ..Allah ..jangan engkau cabut nyawaku dan nyawa ibuku sebelum aku dapat membalas jasa-jasa yang telah mereka perbuat untukku. Aku ingin melihat ia tersenyum, aku ingin melihat ia bahagia di penghujung usianya, aku ingin berbakti kepadanya, dan aku ingin membahagiakannya.
            Jika ibu sudah diambil yang kuasa, berikan doa kepadanya, karena doa anak laksana pahala yang terus mengalir tiada henti pada orang tuanya. Doa anak tiada penghalang dan hijab diantara hamba danTuhannya. Doa anak senantiasa di nanti oleh ibu bagaikan kita menanti hidangan makan dari masakan ibu 3 kali dalam setiap harinya.
            Ya Allah..aku mohon kepada-Mu ampuni ibuku.. sayangi ia…sebagaimana ia mengasihi dan menyayangi aku diwaktu aku masih kecil.
            Ibu..kau bagaikan matahari yang tak pernah lelah menghangatkan  bumi, kau juga laksana bulan yang selalu memantulkan cahaya cinta dalam pekatnya malam, engkau laksana air dalam kehidupan ini. Dan engkau adalah angin pengobat hati.

Ibuku.. Aku sangat mengagumimu.
Ibuku… Kau adalah Pahlawanku….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar