SELAMAT DATANG DI LTN NU (Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama) KABUPATEN PRINGSEWU

Jumat, 09 November 2012

Berkaca Pada Bening Mata Si Kecil

Oleh : Hj. Dra. Ani Fitriani
Ketua PC Muslimat NU Pringsewu  

Anak shalih nan cerdas adalah merupakan dambaan bagi setiap orang tua mu'min, karena seorang anak  shalih adalah merupakan aset berharga dunia akhirat bagi orang tua, namun tanpa peran serta terutama ibu dalam pendidikan mereka serta do'a yang senantiasa terlayunkan dalam setiap desahan nafas akankah impian itu  terwujud?

    IBU adalah merupakan sosok penuh kasih sayang dan gambaran kelembutan yang menyatu dalam dirinya, adalah merupakan pengukir warna dalam bening mata buah hatinya, penentu arah putera-puterinya, dan penyandang gelar PENDIDIK UTAMA dalam bahteranya.
    "seorang Ibu adalah sekolah pertama bagi buah hatinya”
    Didalam genggaman tangan seorang ibu generasi berikutnya umat ini dipertaruhkan, dan dalam telapak kakinya surga diperebutkan, inilah bukti kepada Allah dan RasulNya memuliakan.
"Surga ada di bawah telapak kaki ibu”
    Dan dari para ibu yang militanlah akan terlahir generasi yang militan. Maka sudah saatnya bagi para ibu yang mendambakan akan terwujudnya sebuah generasi shalih mulai menempa diri dengan ilmu dan kebajikan, membersihkan dirinya dari segala macam keburukan hati dan akhlak. Ibarat bibit yang unggul yang disemai di ladang yang baik dan subur maka akan menumbuhkan pohon yang baik dan unggul pula, namun meskipun bibit unggul tapi bila disemai di ladang yang buruk dan kering, akankah tumbuh pohon yang baik? Maka sudah seyogyanya para ibu mu'minah menghiasi dirinya dengan keimanan dan keshalihan karena anak-anak itu tidaklah akan berbeda jauh jiwa dan karakternya dari ayah dan ibunya.
    Islam memuliakan seorang ibu karena tugas dan perjuangannya yang tidak mudah, melahirkan dan membesarkan serta memberinya pengajaran hidup yang sangat berharga yang akan dibawanya hingga tua nanti.
    Dikisahkan bahwa seorang laki-laki datang kepada seorang ulama untuk bertanya "bagaimana cara mendidik itu?" sang ulama pun bertanya pada orang tersebut tentang usia anaknya sekarang. Ia menjawab, "empat belas tahun",sang ulama menjawab, "saatnya mendidik telah lewat bagimu".
    Ya, karena pendidikan itu bermula sejak anak itu dilahirkan atau setelah beberapa tahun pertamanya. Bahkan dapat kita lihat bahwa pendidikan itu telah dimulai sebelum pernikahan dilaksanakan, dengan cara memilih sebaik mungkin istri shalihah, karena ibu merupakan sekolah  pertama bagi anak, sejak masa kehamilan dan sesudah melahirkan. Ibu adalah merupakan pelaku utama aktifitas pendidikan, dialah pendidik utama sebelum ayah, karena kedekatan hubungannya dengan anak. Selain itu anak adalah merupakan bagian dari ibunya, emosi ibu lebih kuat dari pada emosi ayah ,dan seorang Ibu muslimah adalah jantung rumah tangga muslim,karena ia lebih banyak bersama anak - anak
ditahun   tahun pentingnya  , yaitu pra sekolah yang merupakan fase pembentukan kepribadian .                
               Inilah fase pengembangan fitrah seorang anak diatas kebaikan dan keshalihan  ,dimana difase ini seorang anak mulai dikenalkan akan kebesaran dan keagungan ALLAH ,karena dengan mengenal kebesaran dan keagungan ALLAH inilah dapat menjadi salah satu jalan bagi anak untuk mengenal ALLAH    
 ,seorang anak yang mengenal ALLAH dan kelak dapat menjadi seorang anak yang tawadhu ,akan mengerti baik buruk jalan yang harus ia lalui ,akan mengerti hakekat kehidupan dan untuk apa ia diciptakan ,yang insyaallah akan menjadi anak yang berakal cerdas berjiwa bersih dan shalih .Inilah tujuan pendidikan yang harus dimiliki oleh setiap orang tua mu 'min .
                Sebaliknya apabila orang tua terutama ibu kurang memperhatikan dan lengah akan hal ini sebagaimana yang terjadi pada orang tua modern hari ini yang hanya menyerahkan anak -anak mereka kepada para pembantu difase awal kehidupannya dan selanjutnya hanya dipercayakan kpada sekolah -sekolah pada umumnya ,maka hasilnya sebagaimana yang dapat kita saksikan pada remaja - remaja hari ini ,tidak mengenal siapa dirinya , apalagi mengenal Tuhannya , berilmu tinggi tapi berhati batu ,berwawasan luas tapi takabur ,berakal cerdas tapi perbuatan cenderung kepada syetan .Sungguh petaka yang baru damulai
                Sungguh ,betapa seorang ibu memiliki peran penting dalam pendidikan anak ,sekolah memiliki segala macam bentuk metode dan kurikulum ini mencapai target pengembangan intelektual maupun psikomotor anak serta memiliki guru dengan segala keahlian dalam bidangnya , namun ibu memiliki sesuatu yang hampir tak dimiliki oleh sekolah manapun ,yaitu cinta dan keikhlasan yang dengannya seorang ibu memiliki keluasan sabar dan rela berkorban ,dengan keikhlasan itu pula seorang ibu dapat menerima setiap kekurangan dan kelebihan anak ,kekurangannya mampu ia terima dangan segala kelapangan sehingga ia mampu mengarahkannya untuk lebih baik .
            Banyak para ibu hari ini yang kurang menyadari akan peran dan kewajibannya dalam pendidikan anak sehingga tugas mulia yang diberikan ALLAH kepadanya .
             Mari kita menengok penuturan seorang ibu agar kita dapat mengambil ibroh /pelajaran dari padanya .''Putraku yang menginjak dewasa sudah banyak berubah ,dari keluguan menjadi beringas ,dari kelucuan yang menggemaskan menjadi pemarah dan pembangkangan , aku hampir tak mengenalnya lagi ,ia cenderung kepada mencuri ,minuman keras,judi,apa kesalahanku  Aku tunaikan shalat wajibku,aku doakan ia,aku sekolahkan ia agar tercapai cita -citanya,aku hamparkan kasih sayang padanya,seakan tak lagi sampai pada hatinya.Aku ingatkan tentang Rabb-nya,seakan tuli telinganya,aku gambarkan kemurkaan Allah padanya,ia justru tertawa,bagaimana ia kelak ia akan mendoakanku setelah kematianku sedangkan mendengar nama Tuhan saja dia takut…''
            Sungguh kisah memilukan hati,namun kebanyakan ibu hari ini menyadari pentingnya mengenalkan Allah pada anak-anak ketika ia telah menginjak remaja, dan baru menyadari pentingnya  norma-norma agama bagi pendidikan anak serta betapa pentingnya arti sebuah perhatian dan keberadaannya bagi anak setelah anak-anak mereka tumbuh dewasa,setelah mereka mengenal manisnya perbuatan syetan,setelah mereka lebih mengenal kejahatan daripada kebaikan, setelah mengenal kebejatan dari pada kebenaran,setelah….setelah…setelah….Duhai sulitnya meluruskan tulang yang terlanjur bengkok.
             Anak-anak itu diawal kehidupannya ibarat selembar kertas putih dan ibu adalah penanya,atau ibarat kanvas, ibu adalah kuasnya.Seorang ibu adalah pengukir dan pelukis pada jiwa mereka,hendak diberi warna apa mereka Namun sebaiknya warna adalah keimanan.Rasulullah SAW bersabda; ''setiap bayi yang lahir adalah dalam keadaan fitrah,maka kedua ibu bapaknyalah yang akan menjadikannya Yahudi dan Nasrani.''
             Dengan kelahiran seorang anak akan membawa seorang ibu kepada sebuah perlombaan dan pertarungan dengan syetan,oleh karena itu siapakah yang akan lebih dahulu mewarnai anak-anak itu Warna siapakah yang akan lebih melekat pada diri mereka Dan didikan siapakah yang akan membentuk kepribadian mereka dimana yang akan datang  Bilamana kita para ibu dapat menyadari hal ini maka kita akan dapat menjadi ibu yang siaga yang dengan keluasan cinta dan kasih sayangnya siap mendidik kapan saja, dimana saja dan dalam kondisi apa saja.
           Anak-anak itu adalah gambaran diri kita dimasa lalu  dan dimasa yang akan datang,oleh karena itu mendidik dan memberi pengajaran yang baik pada mereka sedini  mungkin berarti telah menjaga diri kita sendiri dimasa depan, karena berkah dari  seorang anak shalih akan kita dapatkan di dunia dan diakherat. Apabila kita kenalkan Allah sejak dini niscaya kelak ia akan tertunduk tawadhu,jika kita beri peringatan.Bila kita hamparkan cinta dengan penuh kelembutan,niscaya ia akan peluk kita dengan penuh kehormatan, bila kita ajarkan keagungan Allah dan keluasan ilmu-Nya,niscaya kelak ia akan mengerti jalan Ilahi ,bila kita ajarkan cinta ilmu ,ia akan bersungguh-sungguh dalan menggapai cita-cita.Bila kita ajarkan kejujuran ,dan setiap suapan untuknya terjamin kehalalanya, kelak ia akan menjadi pribadi yang bersih dan waspada.
          Ibu, mari kita berkaca kehidupan,pada bening mata sikecil, berinstrospeksi diri akan kewajiban-kewajibankita padapulas tidurnya, berlatih kesabaran dalam setiap tingkah lakunya, belajar akan kelembutan dalam tawa dan tangisnya, serta mengukir kenangan indah dalam keimanan dan ketaqwaan bersamanya.
          Sungguh! Akan tiba masa dimana kita hanya akan menjadi sebuah kenangan, apa yang kita lakukan hari ini adalah kenagan bagi anak-anak kita dimasa yang akan datang maka tinggalkanlah kenangan indah dalam kebaikan dan keshalehan.
         Inilah ibu yang do'a-do'anya mampu menembus dinding-dinding langit…..
         Inilah ibu yang telapak kakinya ada di jannah……
         Inilah ibu yang keridlaannya dapat membuka keridlaan Allah……
         Inilah ibu yang layak menjadi kenangan sepanjang masa...
Wallahu a'alam bishawab(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar