SELAMAT DATANG DI LTN NU (Lajnah Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama) KABUPATEN PRINGSEWU

Jumat, 09 November 2012

Qurban: Ujian Atas Cinta



 
 Oleh : Ahmad Muqimulhaq 
(Pengasuh PP Al-Falah Margodadi Tanggamus)


Sebentar lagi kita akan memasuki Bulan Dzulhijjah, bulan yang dimulyakan Alloh SWT. Banyak ritual dalam Agama Islam yang hanya dapat dikerjakan pada bulan itu. Haji, puasa sunnah tarwiyah, puasa sunah hari arafah adalah diantara ibadah-ibadah yang hanya bisa dikerjakan pada bulan tersebut. Ada lagi satu ibadah yang dilakukan dengan sebuah pekerjaan yaitu menyembelih sebuah binatang yang dinamakan ibadah qurban.  Yakni suatu ibadah dalam islam yang hanya berbeda sedikit dengan agama lain. Jika penganut animisme, dinamisme, dan paganisme menyembelih binatang untuk di persembahkan kepada leluhur, dewa, atau kepada berhala yang mereka sembah, lain halnya dengan agama Islam. Ritual qurban (penyembelihan binatang) dilakukan  semata mata untuk taqarrub kepada Sang Kholik Allah SWT. Dampak hukum atas niat terhadap hewan yang akan di sembelih pun berbeda, hukum sembelihan yang dengan tujuan selain Allah haram hukumnya untuk dimakan. Sedangkan Qurban yang niatnya untuk taqqorrub adalah halal hukumnya. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Maidah ayat : 3 “ Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan karena Allah”.
Dasar disyariatkannya ibadah qurban adalah perintah  Allah SWT kepada Nabi Ibrahim a.s untuk menyembelih anaknya Ismail a.s., Ketika Nabi Ibrahim a.s. diselamatkan oleh Allah SWT dari Raja Namrud. Nabi Ibrahim berkata: “ Sesungguhya aku akan pergi (menghadap kepada Tuhanku). Dia akan memberi petunjuk kepadaku “(As-Shoffat: 99). Yakni, saya akan melakukan hijrah kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim a.s. pergi ke suatu tempat untuk menyembah Allah dan berdakwah. Hijrah ini merupakan hijrah pertama yang dilakukan untuk mencari ridho Allah SWT. Sesampainya di tempat tujuan Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah SWT: “ Ya Tuhanku, anugrahkan kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang sholih” (As-Shoffat: 100). Kemudian Allah mengabulkan doanya. Lahirlah seorang anak yang diberi nama Ismail, dan saat ia telah menginjak masa remaja, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih nya sebagai pemenuhan atas nadzar  Nabi Ibrahim yang pernah di ucapkan. Nabi Ibrahim pernah bernadzar : “ Jika karena perintah Allah anak pun akan aku korbankan”. Kemudian Ibrahim berkata kepada Ismail: “Wahai anakku, Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelih engkau, Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?”. Kemudian Ismail menjawab: “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, Insya allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar (As-Shoffat: 102).
Ini adalah pelajaran berharga untuk kita semu khususnya para orang tua. Orang tua yang bijaksana akan meminta dan mendengarkkan pendapat dari anaknya, meskipun pendiriannya sudah mantap. Sebuah keteladanan yang pantas untuk dijadikan pedoman bagi para orang tua untuk bersikap arif dan bijaksana terhadap anak.
Melihat kesungguhan dan kepasrahan anaknya, Nabi Ibrahim pun berniat menyembelih Ismail a.s. Namun, ketika tangan Ibrahim menggerakkan pisau pada leher Nabi Ismail ternyata pisau tersebut terasa tumpul sehingga tidak menyebabkan Ismail terluka sedikitpun hal itu terjadi sampai berulang tiga kali. Nabi Ibrahim pun sangat heran. Kemudian Allah SWT berfirman:” Wahai Ibrahim sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu, demikian kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik”. Kemudian Allah menggantikan Nabi Ismail dengan kambing gibas dari syurga. Allah berfirman: “ Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (Balaul mubin). Sebagian ulama ahli tafsir berpendapat bahwa arti dari kata balaul mubin adalah nikmat yang nyata. Diselamatkannya Nabi Ismail a.s. dengan digantikan kambing gibas adalah nikmat yang nyata dari tuhan. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang baik. Syekh Abdul Qodir Al-Jilani berkata ”sesungguhnya suatu cobaan itu datang kepada seorang mukmin bukan untuk membinasakannya, melainkan untuk mengujinya”.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa kata Balaul mubin diartikan dengan cobaaan yang nyata. Diriwayatkan, tatkala Nabi Ibrahim a.s. menempelkan pisau pada leher Nabi Ismail a.s. untuk menyembelihnya,  Allah memanggil  “wahai Ibrahim!Lepaskan anakmu!” Sesungguhnya kehenda-Ku bukan untuk menyembelih anakmu melainkan untuk membersihkan hatimu dari mencintai seorang anak. Nabi Ibrahim adalah Nabi yang bergelar Kholilulloh (Kekasih Allah). Jika seorang kekasih benar-benar mencintai, niscaya tidak akan mau untuk diduakan. Dalam hadits Qudsi Allah berfirman: ” Saya adalah dzat yang paling pencemburu ………” Alloh SWT tidak ingin cinta Nabi Ibrahim pada-Nya terganggu” hanya karena cinta pada anak. Maka Allah menguji Nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya. Disebutkan bahwa ketika Nabi Ibrahim diperintahakan untuk menyembelih Ismail, Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, mengapa tidak engkau perintahkan penyembelihan ini kepada orang lain?”. Allah menjawab : “Perintah ini hanya untukmu” Malaikat pun menyahut:” Wahai tuhan kami, mengapa engkau perintahkan hal itu? Jawab Allah” Agar cobaan dan ujian menjadi berlipat”. Malaikat berkata:” Mengapa ya Allah?” Allah menjawab:” Supaya Ibrahim tidak mencintai selain Aku, karena sesungguhnya aku tidak akan menerima cinta dari orang yang menduakan-Ku.
Nabi Ibrahim mencintai anaknya Nabi Ismail, maka Ia di uji dengan perintah menyembelih nya. Nabi Ya’qub mencintai anaknya, Nabi Yusuf a.s. Maka Ia di uji dengan perpisahan selama 40 tahun. Baginda Nabi Muhammad SAW sangat mencintai cucunya Sayyidina Hasan dan Husain. Maka Jibril diperintahkan untuk menyampaikan kabar bahwa satu diantara mereka akan meninggal dunia dengan cara diracun dan yang lain dengan cara dibunuh.
Pembaca yang budiman, demikianlah satu sisi percikan hikmah yang dapat kita ambil dari cerita Ibadah Qurban yang di lakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. Mukmin yang sejati adalah mukmin yang mencintai Alloh dan RosulNya melebihi segala-galanya. Nabi bersabda:” Seseorang akan merasakan manisnya iman jika didalamnya terdapat 3 hal: lebih mencintai Alloh dan rosulNya melebihi segala-galanya, mencintai seseorang hanya karena Alloh, membenci kekufuran seperti Ia benci (tidak mau dimasukan ke dalam neraka)”. Semoga kita semua senantiasa dikarunia cinta yang sejati Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar