Berdirinya Organisasi Muslimat Nahdlatul Ulama pada
29 Maret 1946 di Purwokerto (Jawa Tengah) kini telah memasuki usia 66
tahun. Organisasi dengan nama Muslimat NU ini dalam gerakanya selalu
berorientasi pada peningkatan martabat dan kedudukan wanita Muslimah sebagai pribadi, istri, ibu rumahtangga dan
anggota masyarakat yang berdasar kepada ajaran Islam ‘Ala Ahlussunah Wal
Jama’ah dengan menjunjung tinggi tradisi lokal dalam konteks Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam
perwujudan yang nyata, gerakan yang dilakukan oleh Muslimat NU selalu mengacu
pada tercapainya tujuan dimaksud. Dalam memperingati Hari Lahirnya Muslimat NU
yang ke-66
sekarang ini dilakukan serangkaian kegiatan meliputi : Lomba Tumpeng dan Jajan
Tradisional tanggal 23 Maret 2012, Seminar Guru PAUD tanggal 24 Maret 2012, dan tanggal 25 Maret
2012 Tabligh Akbar Harlah Muslimat
Kegiatan tersebut
merupakan realisasi dari Renstra (Rencana Strategis) Program jangka menengah Pimpinan Cabang Muslimat NU
Kab. Pringsewu masa Hidmah Tahun 2010-2015. Untuk
memaknai dan mengenang hari Kelahiran Muslimat NU ke-66, maka Harlah ini juga
dimaksudkan sebagai evalusai atas kegiatan yang telah dan akan dilakukan, yang
kosentrasinya adalah program-program kewanitaan dan pendidikan. Maka Peringatan Harlah tahun ini mengambil
tema : “DENGAN HARLAH MUSLIMAT NU
KITA SONGSONG MASA DEPAN PEREMPUAN ISLAM AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH YANG CERDAS
DAN SANTUN MENGABDI PADA KELUARGA, AGAMA DAN BANGSA”
Perkembangan teknologi dan
informasi di abad modern ini telah memberikan banyak peluang kepada seluruh
komponen masyarakat untuk belajar lebih cepat, bekerja lebih efisien, dan fokus
pada hal-hal yang memberikan banyak manfaat. Di lain pihak perkembangan
teknologi dan informasi juga memberikan dampak negatif jika tidak dimanfaatkan
sebaik mungkin.
Kenyataan seperti ini adalah
tantangan sekaligus peluang besar bagi Muslimat NU untuk terus bekerja. Bekerja
besar untuk perubahan besar. Perempuan (ibu) adalah madrasah pertama bagi
setiap anak. Perempuan adalah dinamisator dalam keluarga. Perempuan adalah
pelopor, karena tak seorangpun ulama, kyai, guru, pejuang, pahlawan, ataupun
presiden yang tidak dilahirkan oleh seorang perempuan (ibu). Artinya dibalik
setiap keberhasilan seseorang apapun bidangnya, selalu ada sosok perempuan yang
menopangnya.
Keistimewaan perempuan
itulah yang menjadikan kerja membina dan mengembangkan potensi mereka menjadi
sebuah kerja yang besar karena perempuan memiliki banyak tantangan. Dari segi
fisiknya perempuan lebih lemah dari pada laki-laki. Dari sisi psikologis juga
umumnya perempuan lebih cepat stress karena dominasi perasaan terhadap jalan
fikirannya. Selain itu, kesibukannya mengurus rumah tangga juga menyita
waktunya untuk belajar sepanjang hayat. Namun demikian perempuan memiliki
kelembutan hati, ketajaman perasaan, ketekunan yang mampu mengalahkan kecerdasan
laki-laki. Dengan semua kondisi yang ada, maka setiap muslimah dituntut untuk
bisa menjadi bagian solusi di dalam masyarakat dengan menjadikan dirinya
sebagai sosok yang patut dicontoh karena berilmu, beramal islam ahlus sunnah
wal jama’ah, berwawasan luas, berakhlak dan berbudi pekerti luhur. Inilah kerja
besar yang terus manjadi program kerja Muslimat NU di seluruh jajaran
kepengurusan mulai dari pusat hingga tingkat ranting di desa-desa.
Kerenanya Muslimat NU juga
harus tampil ke depan membela kaumnya dengan mengadakan pembinaan, pendidikan
dan pengembangan potensinya. Dalam tatanan negara porsi 30% yang disediakan
untuk diisi oleh perempuan juga masih belum sepenuhnya terisi oleh mereka yang
benar-benar membela, memperjuangkan hak dan martabat kaumnya. Dalam tataran
politik praktis seluruh anggota muslimat juga dilibatkan secara aktif dalam
memilih pemimpin, baik di tingkat daerah, provinsi bahkan nasional. Namun perlu
disadari bahwa pelibatan ini hanyalah pelajaran dasar sebagai warga negara
untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap negaranya. Proses pendidikan
politik ini harus terus ditingkatkan hingga dihasilkan generasi cadangan masa
depan yang memiliki semangat perjuangan meningkatkan martabat kaum wanita. Jadi
perlu ditegaskan bahwa politik praktis bukanlah tujuan perjuangan Muslimat NU,
melainkan hanya sekedar sarana pembelajaran untuk mencapai tujuan inti yaitu
tersedianya suplai muslimah yang beramal islam ahlus sunnah wal jamaah, berbudi
pekerti luhur yang dengan bijak dan santun mengabdikan diri kepada suami dan
anak-anak di dalam keluarganya sebagai wujud pengabdian kepada agama, cerdas
dan visioner dalam menyumbangkan solusi di tengah masyarakat sebagai wujud
pengabdian kepada bangsa dan negara.
Tujuan-tujuan besar itu
telah, sedang, dan terus dioptimalkan melalui berbagai program kerja yang
terkonsolidasi sebagai sebuah nafas perjuangan Muslimat NU. Jika hari ini masih
banyak muslimah yang belum memenuhi standar sebagai muslimah yang solihah, maka
ini bukanlah hal yang menjadi aib yang harus ditutup-tutupi, melainkan menjadi
sebuah tambahan semangat bahwa kerja Muslimat NU ini amatlah besar yang tentu
menjadi peluang amal yang berlimpah pahala. Lebih baik menyalakan lilin dari
pada memaki kegelapan. Melalui majlis-majlis taklim dengan dikomando oleh ketua-ketua
ranting, seluruh Muslimat NU bangkit dan bergerak bersama menyalakan
lilin-lilin harapan, ilmu dan iman, dengan terus belajar, mengaji, dan
mengamalkan ilmunya sehingga semakin banyak lilin itu yang menyala
terus-menerus maka akan semakin cerah dan semakin terlihat masa depan perempuan
islam yang bermartabat.
Selain pembinaan melalui
majlis-majlis ta’lim itu, secara institusi Musimat NU juga terus mengagendakan program-program
kerja secara bermitra dengan berbagai instansi, diantaranya : Program desa siaga bekerjasama dengan Kementrian
Kesehatan, Outlet Muslimat
bekerjasama dengan kementrian pertanian, Koperasi AN-NISAA bekerjasama dengan kementrian koperasi, Pelatihan Kesetaraan Gender bekerjasama dengan Kementrian
Urusan Wanita, Kesejahteraan Muslimat
bekerjasama dengan Kementrian Sosial, Jaminan kesehatan dan
kematian bekerjasama dengan Bringin Life, Pendidikan Keaksaraan
bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan, dan lain-lain.
Semua kerja ini akan terus
dipersembahkan dengan semangat perubahan besar. Mari bersama-sama mendukung dan
mempersembahkan pengorbanan melalui Muslimat NU untuk Indonesia tercinta.
SELAMAT HARLAH MUSLIMAT NU YANG KE-66. Semoga Allah memberkahi semua ikhtiar
yang dilakukan. Wallahu a’lam bisshowab.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar