Abdul Rohim
(Alumni Pondok Pesantren Nurul Huda
Pringsewu)
‘Semoga
kita mendapatkan barokah ilmunya dan semoga ilmu kita bermanfaat ‘,Kalimat
tersebut bagi yang pernah ‘mesantren’ merupakan kalimat yang tidak asing lagi.
Lain halnya bagi pelajar umum mungkin sesuatu yang jarang didengar bahkan
mungkin ada yang tidak tau sama sekali.yang jelas, Dalam pesantren dua kata
yaitu barokah dan manfaat merupakan sesuatu yang sangat diharapkan yang
seringkali diucapkan dalam setiap acara-acara santri, ketika belajar ataupun
lainnya.
Kemudian sebenarnya apa barokah itu? para ulama
mengartikan barokah yaitu kebaikan yang banyak lagi tetap asal katanya
yaitu al-birkah yang artinya kolam air. Sebagai mana kita ketahui kolam
air adalah tempat berkumpulnya air dalam tempat yang luas serta tetap. Menurut
Imam Syamsuddin al- Sakhawi, barakah adalah: ‘annamuwwu wa ziyadatu
minalkhoir walkaromah’ yaitu barakah adalah berkembang dan bertambahnya
kebaikan dan kemuliaan.Dari sini dapat didefinisikan bahwa barokah adalah
kebaikan yang selalu berkembang dan bertambah dan tidak pernah surut.
Kita sering mendengar perkataan ‘hartanya tidak barokah’
yang berarti hartanya tidak memberikan kebaikan kepadanya walaupun hartanya nya
sangat banyak malah membuatnya merasa miskin, tidak nyaman, selalu membuat
susah dan habis tanpa ada manfaat sedangkan harta yang barokah adalah walaupun
sedikit namun memberikan ketentraman bagi yang memiliki,berguna untuk
kemaslahatan orang banyak,.Kalau ilmunya tidak barokah berarti walau alloh swt
memberikan kelebihan berupa ilmu yang banyak akan tetapi tidak memberikan
kemanfaatan sama sekali padanya, tidak ada perubahan ahlak, hablumminallohnya
kurang, tidak akur dengan sesama dan lain sebagainya. sedangkan dikatakan ilmu
yang barokah adalah ilmu nya walaupun sedikit tetapi berpengaruh pada perubahan
ahlaknya, taat beribadah, berlaku baik dengan sesama, dan ilmunya memberikan
kemaslahatan bagi orang banyak.
Kata yang kedua adalah ‘ilmu yang bermanfaat’ yaitu ilmu
yang dapat memberikan kebaikan bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain. jadi
ilmu kita dikatakan bermanfaat apabila dengan ilmu yang kita miliki kita bisa
lebih baik, lebih rajin beribadah kepada allah, istiqomah mengamalkannya, dan
bisa mendatangkan kemaslahatan bagi orang lain. Nabi Muhammad saw dalam
sabdanya mengibaratkan ilmu yang bermanfaat itu ibarat tanah yang subur yang
dapat memberi manfaat bagi dirinya dan dapat menumbuhkan tanaman dan rerumputan
yang banyak artinya dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
Kembali pada pembahasan awal ungkapan ’semoga kita
mendapatkan barokah ilmunya dan semoga ilmu kita bermanfaat’ berarti kita
berharap kepada alloh swt dengan ilmu yang diberikan guru kita memberikan
kebaikan yang bertambah-tambah dan langgeng kepada kita serta berguna untuk
kemaslahatan dirinya sendiri dan orang lain.
Namun terkadang kita salah menafsirkan tentang kata
barokah ini,pemaknaan mengharap barokah ilmunya guru diartikan sebagai
perbuatan yang sifat nya statis artinya tanpa belajar atau tanpa mengikuti
proses pembelajaran yang penting melayani dan mengabdi kepada guru akan
mendapatkan ilmu yang sama seperti yang dimiliki guru. ini tentu tidak logis,
mana mungkin santri/pelajar yang tidak pernah mempelajari ilmu hadis ujug-ujug
bisa ahli dalam ilmu hadis tentu ini bertentangan dengan sunatulloh
(Hukum alam). Nah mungkin ini yang perlu kita luruskan. jangan sampai salah
mengartikan bahwa demi mengejar ‘barokah’ ilmu nya guru sampai-sampai melupakan
proses pembelajaran. karenanya barokah ilmunya tersebut harus kita maknai bahwa
Kebaikan yang diberikan oleh alloh kepada seorang guru semoga juga diberikan
kepada santri/pelajar sehingga kebaikan tersebut bisa bertambah dan langgeng.
Untuk mengejar kebaikan tersebut (barokah) dan supaya ilmunya
bermanfaat tentunya juga harus didapatkan dengan cara-cara yang benar dan baik.
salahsatu caranya adalah dengan membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang
bisa merusakan niat kita dalam menuntut ilmu yaitu mengharap ridla dari alloh
swt, sungguh-sungguh dalam belajar ,serta membuang jauh-jauh yang dapat merusak
kebarokahan dan kemanfaatan ilmu.Mari kita renungkan Firman Alloh swt dalam
surat al-Qaf ayat 37 yang artinya “Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat peringatan (pelajaran) bagi orang-orang yang mempunyai
hati atau yang mengkonsentrasikan pendengarannya, sedang dia menghadirkan
(hati)nya”. Semoga bermanfaat. Wallohu ‘alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar